Beberapa
perusahaan mencoba untuk menawarkan konsep kemitraan ini kepada para petani
untuk memproduksi suatu komoditas tertentu dan menjamin pemasaran hasil
produksinya. Konsep dan pola kemitraan yang ditawarkan antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain berbeda-beda. Beberapa hal yang mempengaruhi konsep dan
pola kemitraan adalah jenis komoditas yang dibudidayakan, permintaan konsumen
dari komoditas yang dibudidayakan, serta pangsa pasar dari komoditas yang
dibudidayakan.
Jenis komoditas
yang satu dengan komoditas yang lain akan menghasilkan konsep dan pola
kemitraan yang berbeda. Begitu pula perusahaan yang memiliki pangsa pasar
tertentu terhadap suatu komoditas, akan memiliki konsep dan pola kemitraan yang
berbeda dengan perusahaan yang memiliki pangsa pasar lain dengan komodiatas
yang sama. Permintaan konsumen pun mempengaruhi pola kemitraan yang ditawarkan
oleh perusahaan atau perseorangan kepada petani.
Dengan adanya
pola kemitraan ini, pada satu sisi petani mengalami beberapa keuntungan, namun
pada sisi lain, justru merasa tidak memiliki kebebasan. Beberapa perusahaan
yang mengadakan kemitraan kepada petani atau pembudidaya sebagai pelaku
agribisnis, bahkan ada yang menerapkan konsep dan pola dengan pemberian modal
usaha kepada petani atau pembudidaya. Hal ini tentunya akan memberikan
keuntungan tersendiri, terutama bagi petani yang memiliki keterbatasan sektor
permodalan. Berikut ini kami uraikan beberapa gambaran mengenai kelebihan dan
kekurangan konsep dan pola kemitraan yang dikembangkan oleh para pelaku
agribisnis.
Kelebihan
sistem kemitraan dalam usaha agribisnis.
- Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan permodalan kepada petani atau pembudidaya, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi petani atau pembudidaya dengan modal yang terbatas.
- Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan sarana-sarana produksi, sehingga petani atau pembudidaya tidak kesulitan dalam mengadakan sarana-sarana produksi.
- Sektor pemasaran akan lebih terjamin, karena hasil produksi akan dibeli atau disalurkan oleh perusahaan mitra petani atau pembudidaya.
- Adanya pendampingan teknis oleh perusahaan tentu akan memberikan tambahan pengalaman kepada petani atau pembudidaya dalam hal teknologi budidaya.
- Kualitas produksi akan lebih terkontrol, sehingga petani atau pembudidaya akan lebih disiplin selama proses produksi
- Penetapan target produksi, sehingga dapat memacu produtivitas di sektor pertanian.
- Jika sistem kemitraan berkembang dengan baik, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pada suatu daerah.
- Produktifitas lahan yang tinggi akan memberikan pengaruh pada perekonomian nasional.
Itulah beberapa
keuntungan atau kelebihan secara umum pada sistem kemitraan yang dikembangkan
oleh para pelaku agribisnis. Dengan berembangnya sistem kemitraan ini,
diharapkan pengembangan usaha di sektor pertanian lebih cepat sehingga akan
membantu percepatan pertumbuhan perekonomian nasional.
Disamping
memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan, sistem kemitraan juga memiliki
beberapa kekurangan atau kelamahan diantaranya adalah:
- Adanya keterkaitan dan tanggung jawab banyak orang, sehingga sistem kemitraan ini akan memerlukan banyak proses dalam pelaksanaannya.
- Aturan yang dibuat biasanya berdasarkan kepentingan perusahaan untuk memenuhi pangsa pasar yang dikelolanya, sehingga petani atau pembudidaya tidak memiliki nilai tawar yang kuat.
- Jika salah satu pihak tidak menepati komitmen yang telah disepakati, maka akan menimbulkan suatu perselisihan.
- Dalam pola kemitraan dengan sistem inti plasma, biasanya pihak plasma akan menggantungkan pada pihak inti, sehingga apabila terjadi kerugian pada perusahaan inti, maka kegiatan pihak plasma pun akan terhenti.
- Standarisasi produk yang sangat ketat, jika produksi yang dihasilkan oleh petani banyak yang tidak masuk pada kriteria standar yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan sortasi dalam jumlah yang besar. Hal ini tentu saja sangat merugikan petani atau pembudidaya.
- Jika tenis budidaya yang dikembangkan mengikuti arahan teknis dari perusahaan, dan pada suatu ketika dalam proses produksi mengalami kendala, misalnya serangan hama atau penyait, maka penanganan pun akan sedikit terhambat, karena tidak jarang yang menunggu instruksi atau persetujuan perusahaan untuk menanggulangi serangan hama atau penyakit. Hal ini akan menimbulkan resiko yang lebih besar terutama pada pihak produsen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar